Harga tandan buah sawit segar (TBS) di Sumut kembali turun menjadi Rp 900 per kg. Hal ini merupakan dampak dari penurunan harga Crude Palm Oil (CPO). Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) atau minyak sawit mentah terus turun di dalam negeri. Bahkan pada perdagangan 28 Juni, harga turun Rp 8.443 per kg dan terus menurun hingga hari ini
Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya
Deddy Yevri Sitorus, Anggota Komite VI DPR RI, menilai turunnya harga TBS rakyat akibat rusaknya rantai pasok terkait moratorium ekspor.
Kekacauan ini menyebabkan harga TBS petani turun di bawah harga normal,” kata Deddy, seperti dikutip Antara, Jumat (8/7).
Menurut Deddy, pengelolaan CPO dan Minyak Goreng saat ini telah gagal total. Ekspor tertahan dan merugikan negara, pelaku usaha dirugikan karena kualitas CPO menurun, dan petani kecil berteriak karena harga turun bebas.
Bahkan ketika permintaan global turun hampir 30 persen, harga TBS dan CPO turun lebih jauh di bawah harga bisnis. Mengapa? Karena rantai pasok barang-barang tersebut terhenti,” katanya.
Kondisi ini kemudian memaksa pasar dunia mencari jalan keluar untuk memenuhi permintaan minyak nabatinya. Hal ini mengawali aliran minyak nabati selain minyak sawit di dunia, salah satunya minyak bunga matahari dari Ukraina.
“Jadi masalahnya terletak pada semrawutnya pengelolaan industri sawit di Indonesia, bukan hanya karena pengaruh global,” kata anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Utara itu.
Dia mempertanyakan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan setelah turunnya harga tandan buah segar (TBS) sawit dan CPO karena Ukraina. Ketika Pak Luhut mengatakan itu terkait Ukraina membuka keran ekspor bunga matahari dan pajak ekspor, itu namanya body wasting,” kata Deddy.
Oleh karena itu, menurut Deddy, solusinya adalah memperbaiki rantai produk sawit, yakni memastikan pasokan dalam negeri tetap terjaga baik kuantitas maupun harga. “Saatnya kebijakan DMO dan DPO dievaluasi, kelebihan pungutan dikurangi, distribusi dan cadangan nasional terkendali dengan baik,” kata Deddy.
Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn
Relaksasi kebijakan ekspor CPO
Saat ini, pemerintah mengisyaratkan akan melonggarkan kebijakan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Sebab, harga dan ketersediaan minyak goreng di tingkat konsumen sudah stabil.
Bahkan harga minyak goreng curah di Jawa-Bali Bali sudah mencapai harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter. Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani.
Sehingga kita bisa mulai melonggarkan kebijakan hulu secara hati-hati untuk mempercepat ekspor dan meningkatkan harga TBS di tingkat petani,” kata koordinator Investe Binsar yang memimpin rapat evaluasi kebijakan pengendalian masak-memasak. , dikutip Sabtu (2/7).
Pada Juni, pemerintah mengalokasikan 3,41 juta ton ekspor dalam program transisi dan percepatan. Alokasi ini diberikan untuk memberikan kepastian ekspor kepada dunia usaha dan dapat digunakan khusus untuk program transisi selama beberapa bulan ke depan.
Hingga akhir Juni, jumlah minyak goreng yang didistribusikan di bawah DMO untuk produsen minyak goreng telah mencapai lebih dari 270.000 ton. Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat digunakan selama 6 bulan dan sebagian telah diubah menjadi hak ekspor.