Jakarta – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri rapat bilateral dengan Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon di Ljubljana, Slovenia pada Rabu, 26 Juni 2024. Pertemuan itu mendiskusikan kerja sama ekonomi kedua negara hingga Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA).
Lawatan tersebut merupakan kunjungan kerja pertama seorang menlu RI ke Slovenia dalam 21 tahun ke belakang, dengan kunjungan terakhir dilakukan oleh Menlu Hassan Wirajuda. Sementara, Menlu Fajon kunjungan kerja ke Indonesia pada Mei 2023. Retno menggambarkan kunjungan ke Ljubljana ini sebagai upaya menyambung kembali hubungan bilateral.
“Singkat kata, Slovenia dan Indonesia berusaha menyambung kembali hubungan bilateralnya. Tidak saja reconnect tetapi juga bertekad untuk memperkuatnya,” kata dia dalam keterangan pers pada Kamis, 27 Juni 2024.
Dalam pertemuan, Retno dan Fajon berfokus pada upaya peningkatan kerja sama ekonomi, di tengah tren perdagangan dan investasi Indonesia-Slovenia yang mengalami peningkatan hingga lebih dari 14 persen dalam lima tahun terakhir.
Keduanya menyambut baik hal tersebut. “Namun kita bisa berbuat lebih banyak, dan kunjungan saya hari ini menunjukkan Indonesia siap berbuat lebih banyak,” ucap Retno kepada para wartawan di Ljubljana.
Retno menyampaikan, pemerintah Indonesia ingin memanfaatkan Pelabuhan Koper, satu-satunya pelabuhan di Slovenia, sebagai alternatif bagi masuknya barang Indonesia ke Eropa Tengah dan Timur. Terletak di bagian utara Laut Adriatik, Pelabuhan tersebut menghubungkan pasar Eropa Tengah dan Tenggara dengan Laut Mediterania dan Timur Jauh.
“Pengusaha-pengusaha Indonesia juga mulai melakukan kontak bisnis dengan Slovenia,” katanya.
Mengacu pada angka perdagangan, ia berkata Indonesia mengalami surplus yang sangat besar selama berdagang dengan Slovenia. Sebagian besar ekspor Indonesia ke Slovenia adalah batu bara.
Dalam pertemuan, kedua menlu membahas upaya diversifikasi perdagangan sehingga tidak berbasis komoditas, seperti perdagangan kertas, alas kaki, fiber buatan, mesin elektronik, apparel, plastik, buku cetak, kapas, dan kendaraan bermotor.
Investasi antara Indonesia dan Slovenia mencapai hampir US$2,5 juta pada 2023, menurut angka yang dikutip Retno. “Indonesia memperkirakan angka ini akan meningkat pada akhir tahun ini. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi yang luas dari perusahaan-perusahaan Slovenia, khususnya di industri hilir, termasuk mineral dan energi terbarukan,” katanya.
Keduanya pun membahas upaya percepatan perundingan Indonesia-EU CEPA. Terbaru, Indonesia dan Uni Eropa (UE) memasuki putaran ke-17 perundingan yang berlangsung dari Februari hingga Maret tahun ini di Bandung.
Retno sekaligus mengundang Slovenia dan para pemain bisnisnya untuk hadir dalam 2nd Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) di Jakarta pada 7 – 8 Oktober 2024 dan Trade Expo Indonesia (TEI) pada 9 – 12 Oktober 2024.
Perihal hubungan antarmasyarakat, Retno menyambut baik inisiatif Universitas Ljubljana untuk menjalin hubungan dengan institusi-institusi Indonesia. Kedua negara juga membahas proses pengangkatan Konsul Kehormatan Slovenia di Jakarta untuk meningkatkan kolaborasi khususnya dalam aspek ekonomi dan sosial budaya.